🍂
“Turun.” pinta sang ayah.
Seirra awalnya diam dan tidak mau turun, namun sang ayah mengencangkan suaranya dan membuat dirinya takut. Sierra dikenal sebagai gadis yang kuat dan berani di hadapan banyak orang, namun tidak di hadapan ayahnya. Ia takut. Ayahnya kejam.
“Yah.”
“Ikut saya.”
Tidak tahu keberadaan mereka di mana saat ini, yang jelas ini di daerah Gading Serpong.
“Jalan yang bener.”
Sang ayah menarik tangannya paksa dan membuat pergelangan tangannya memerah.
“Yah.. Mau apa?”
“Diem.”
“Ayah kalau gak mau bawa Sierra ke rumah sakit ya udah. Sierra udah bilang bakal pergi sama bunda.”
Pernyataannya tidak digubris. Entah apa maksud ayahnya ini menyeret Sierra sampai sini, tidak ada yang bisa menduganya.
Pim pim
Klakson itu.
“Om jangan main kasar dong sama anaknya. Anak om ini cewe bukan cowo.”
“Saya gak ada urusan sama kamu.”
“Kalau om menyakiti Sierra, saya yang bakal maju.”
“Tau apa kamu tentang anak saya? HAH?”
Bugh
“AYAH!”
Perkelahian hebat terjadi. Sierra ingin membantu namun tidak bisa. Keadaannya saat ini sangat tidak memungkinkan baginya untuk menolong bahkan melerai keduanya.
Bugh
Satu tonjokan berhasil mendarat tepat di batang hidung sang ayah. Dirinya terjatuh.
“Kurang ajar. Dasar anak setan.”
Bugh
Salah sasaran. Sang ayah malah menonjok putrinya.
“Ra? RA!”
Bugh Bugh Bugh
“Orang tua gak jelas!”
Bugh
“RAJA UDAH!”
“Raja udah... Bawa aku pergi...” lirih Sierra.
Tentu Raja langsung menghentikan aksinya dan membawa Sierra pergi.
“Saya gak akan merestui kalin berdua!”
“Masa bodo.”