🍃


Pikiran Kia kini dipenuhi oleh pesanan para pengunjung yang tak usai. Lelah? Pasti. Nyerah? Tidak akan pernah.

“Ibu istirahat aja. Kita bisa kok layani mereka semua,” ujar salah satu pegawainya.

Memang Kia terlihat sangat lelah, bahkan mata pandanya menggambarkan semua keadaan yang dirinya rasakan saat ini.

“Gapapa, saya bisa kok”

“Bu.. kita gapapa kok. Ibu istirahat saja. Ibu sudah begadang 5 hari ini, jadi ibu istirahat saja dan biarkan kami yang bekerja”

“Maaf ya”

“Gapapa bu”

Dan ya, Kia pun memutuskan untuk kembali ke rumah. Namun sebeum pulang, ia mampir ke pemakaman sang kekasih, Jean.

“Hi Jean. Apa kabar?”

Dielusnya batu nisan itu perlahan.

“Aku kangen”

Air mata kini kembali membasahi dirinya. Dulu Kia berjanji pada dirinya setelah Jean mampir ke mimpinya saat itu, ia berjanji untuk tidak menangis di rumah Jean. Namun nyatanya, Kia melanggar janji itu.

“Kalau aku minta sama Tuhan buat kembaliin kamu bisa?”

“Aku butuh sosok orang kayak kamu, yang selalu ada untuk aku, yang selalu peluk aku dan memberikan kehangatan buat aku”

“Jean, ayo kembali”

Seperti yang pernah Kia katakan saat itu, “Ikhlas itu bohong, namun harus dicoba” Seperti itulah keadaannya sampai saat ini. Kia ikhlas namun tidak 100% ikhlas.

Butiran air kini turun dan membasahi bumi dan isinya.

“Jean, aku pamit ya. Dadah”

Dielusnya sekali lagi sebelum ia berlari menuju mobilnya.

Sepuluh menit dirinya berdiam diri di mobil, entah apa yang ia pikirkan namun ini menjadi rutinitasnya setiap berkunjung ke rumah Jean. Setelah 10 menit berlalu, dirinya melajukan mobilnya menuju kediamannya untuk beristirahat.