Between Us
Ada yang mengatakan, perpisahan bukanlah akhir dari segalanya. Namun kali ini, semua berbeda.
“Hi Kia. Hai semua” sapa Riri. Dengan kardigan berwarna biru gelap membuat dirinya sedikit lebih... lovely?
“Lo mau ngomong apa? Cepet!” sahut Harsa.
“Pertama, aku mau mengucapkan selamat sama Kia Jean. Semoga lancar 4 bulan lagi”
“Makasih”
“Ini ada hadiah dari aku buat kalian berdua. Entah berguna atau enggak, tapi aku harap kalian mau terima”
Foto. Ini foto yang pernah Riri pecahkan saat itu.
“Lo dapet dari mana?” tanya Jean.
“Ada yang bantu aku buat cetak foto ini. Semoga ini bisa ganti foto kamu yang pecah itu ya, Jean”
“Btw, lo di bandara mau ngapain?” tanya Rehan penasaran.
“Jadi, aku memutuskan untuk pergi dan pindah ke negara lain. Aku terlalu banyak membuat kalian sedih, marah, kesal, kecewa, dan lainnya”
“Dengan lo pergi emangnya bisa buat kita baik baik aja?” tanya Kenzie.
“Setidaknya gak ada lagi benalu di antara pertemanan kalian, termasuk Jean Kia yang bentar lagi mau nikah”
“Ri..” kini Kia yang membuka suaranya.
“Aku keluar juga mau belajar hal baru dari tempat lain”
“Lo gak bisa disini aja?” Javie membuka suaranya.
“Sejak satu tahun lalu, aku memutuskan untuk pergi ke luar setelah aku keluar dari rsj. Jadi, aku gak bisa disini aja”
Kia memeluk Riri dengan sangat hangat. Benar benar hangat, seperti pelukan sang ibu pada anaknya.
“Kia, maafin aku yang dulu. Yang udah jahat ke kamu”
“Gua udah maafin lo Ri. Lo jaga diri baik baik ya. Chat gua kalau lo butuh apa apa”
“Iya Kia”
Pelukan yang hangat membuat yang lain meneteskan air hangat. Perlahan, mereka mulai membentangkan tangannya dan memeluk dua gadis yang sedang berpelukan.
“Panggilan kepada penumpang pesawat Airlanes..“
“Aku pergi ya? Jangan nangis. Kalian harus tetap tersenyum dan bahagia disini”
“Good luck ya Ri,” ujar Jean sambil menepuk pundak Riri perlahan.
“Iya makasih Jean. Jaga diri baik baik ya. Jaga Kia juga. Jangan sampai Kia terluka. Jangan sampai ada benalu yang menggangu hubungan kalian. Sukses untuk pernikahan kalian”
“Lo bakal balik lagi kan?” tanya Harsa.
“Gak tahu”
“Lo harus balik. Lo harus dateng ke pernikahan gua, Ri,” ujar Kia.
“Iya Kia, aku usahain dateng. Udah dulu ya? Aku harus masuk sekarang”
Lambaian tangan terakhir membuat mereka berpisah. Semakin jauh dan semakin jauh. Riri telah hilang dari pandangan mereka.
“Selamat jalan Riri. Semoga sukses dengan masa depan yang baru“