Between Us
Usai pelajaran hari ini, Jean menepati janjinya. Ia bawa Kia berkeliling kota, menikmati angin dan pemandangan nan indah.
“Aku mau ke rumah kamu sebentar boleh?”
“Boleh”
Motor itu berlalu dan tiba di rumah Jean 10 menit kemudian.
“Eh Kia,” sapa sang ibu.
“Tante” sapanya balik.
“Tumben nih, kenapa sayang?”
“Gak papa tante. Cuma mau main aja ketemu sama tante”
“Yaudah yuk masuk. Oiya Jean, papa kamu nunggu kamu di ruang kerjanya”
Keduanya kini sibuk dengan urusan masing – masing. Kia dengan sang ibu, dan Jean dengan sang ayah.
Toktok..
“Masuk” suara yang begitu lantang itu membuat tubuh Jean tergoncang sedikit.
“Iya pa?”
“Singkat aja. Papa mau kamu juga berteman dengan Riri, tetangga baru kita sekaligus murid baru di sekolah kamu”
Jleb Jean tercengang. Bukan masalah Kianya, namun memang dirinya tidak mau berteman dengan Riri. Sejak bertemu saat itu, sikapnya kurang disenangi oleh dirinya, sehingga Jean enggan berteman dengan Riri.
“Kalo aku gak mau?”
“Harus mau atau papa taro kamu di rumah kakekmu” Tentu Jean tidak mau. Dibanding ayahnya, sang kakek justru jauh lebih galak.
“Kalau sikap dia gak aku suka?”
“Harus suka. Kan berteman”
Jean menarik nafas kasar. Ini yang tidak ia sukai dari ayahnya, memaksa dirinya untuk berteman dengan siapa.
“Ini demi perusahaan papa”
“Gua dijual? Oh. Gak heran”
Jean langsung keluar setelah mendengar ucapan tersebut keluar dari mulut sang ayah. Tidak peduli sekecang dan sekuat apa ayahnya berteriak, ia tidak akan membalikkan tubuhnya.