Between Us
Toktok..
“Permisi bu”
“Eh iya Kia. Masuk nak”
Kia melangkahkan kakinya, masuk dan berjalan menuju meja Bu Sri.
“Ini anak barunya. Kia, ini Riri. Riri, ini Kia”
“Kia yang kemarin ya? Ah seneng deh bisa ketemu lagi,” ujarnya. Dengan spontan, Riri memeluk Kia di depan Bu Sri.
“Bangsat, ngapain peluk peluk gua anjing,” umpatnya.
“Oh udah kenal ternyata. Bagus deh”
“Iya bu. Kia ini ternyata cantik banget ya”
“Nyenye kemarin ngatain gua pembantu tuh apaan anjing,” umpatnya lagi.
“Yasudah kalau begitu, tolong ya Kia”
“Baik bu. Kalau begitu saya permisi”
Kia melangkahkan kakinya, meninggalkan ruang guru dan Bu Sri.
“Ih Kia, aku gak sabar banget tahu mau ketemu temen baru. Kemarin, aku dapet temen baru 2, mau tahu gak?”
“Enggak”
“Itu kamu sama anak laki laki pemilik rumah itu”
Kia spontan menghentikan langkahnya. “Anak laki laki yang mana?”
“Badannya keker, dingin. Kemarin dia habis dari luar naik motor ninja.” Tanpa berpikir panjang pun, Kia sudah tahu maksud lelaki itu adalah Jean.
“Kamu tahu namanya gak? Aku pengen chat sama dia, tapi gak dikasih nomornya”
“Gak”
“Masa gak punya sih. Payah ah, katanya calon mantunya, kok gak tahu kontak anggota keluarganya”
“Privasi”
“Emangnya seorang teman gak boleh tahu ya nomor temannya yang lain?”
“Lah emang Jean anggep situ temennya?” duselnya lagi.
“Kok diem sih”
“Lagi jam pelajaran, jangan berisik”
“Tapi Kia mau bantu aku kan? Dapetin nomor cowo itu”
“Buat apa sih”
“Temenan”
“Gak dan gak akan mau untuk selama lamanya”
Obrolan itu akhirnya berhenti ketika mereka sampai di depan pintu kelas, XI IPS 3.
“Jangan lama lama perkenalannya, ada presentasi”
“Iya”