Between Us


Jarum jam sudah menunjuk angka 8, namun sampai saat ini, Jean belum juga keluar dari kamarnya.

“JEAN! JEANO! JEANO RAJENDRA!” panggil sang ayah, namun tidak ditanggapi sama sekali.

“Aduh anak ini. Sebentar ya saya panggil dulu,” pamit Jefran. Namun, niatnya ini ia urungkan karena Riri ingin pergi ke kamar Jean dan memanggilnya.

“Aku aja boleh gak om?”

“Riri gak boleh gitu sayang. Ini rumah orang lho”

“Gapapa Yud, santai aja. Boleh kok Ri. Naik saja lalu belok ke kanan ya”

Segera, ia langsung berdiri dan pergi ke kamar Jean yang terletak di lantai dua.

Tok tok

“Jean?” “Jean? Kamu di dalem?” “Jean? Aku masuk ya”

Pintu itu dibuka. Kebetulan, Jean sedang mandi sehingga Riri dapat masuk dengan mudahnya. Selagi menunggu Jean, Riri sempatkan untuk berkeliling memutari kamar Jean sebentar, melihat isi setiap sudut ruangan secara rinci.

“Kenapa ada fotonya Kia sama Jean sih? Kan harusnya fotonya aku sama Jean,” katanya sambil memperhatikan foto yang terletak di meja belajar.

“Lo ngapain?” tanya Arka.

Riri yang terkejut segera membalikkan badannya. Nampaknya, dirinya tidak sengaja menyenggol foto tersebut.

“Lo ngapain gua tanya?”

“A-aku nunggu Jean..”

“Jean kemana?”

“M-m-mandi”

“Terus?”

“Y-ya gitu”

“Nunggu di luar”

“Tapi kan aku temennya, sahabat bahkan”

“Mau lo temennya, sahabatnya, orang asing, cewenya, siapalah itu. Kalo pemilik gak ada di tempat, ya nunggu di luar. Lo punya otak gak sih?”

Sret

Pintu kamar mandi itu terbuka. Jean melihat sang kakak dengan Riri ada di kamarnya.

“Ngapain?”

“Pecah,” spontan Arka sambil menunjuk sebuah frame yang telah hancur.

Plak

“Goblok”

“S-s-sakit Jean”

“Lo gak tahu seberapa pentingnya foto ini buat gua!” teriaknya. Teriakan yang keras itu mengundang sang ayah, ibu, dan ayah dari Riri untuk segera naik ke atas.

“Aku bisa ganti Jean. Kia nya bisa diganti aku. Kamu jangan marah marahh”

“Anjing”

“JEAN!” teriak Jefran. Plak

“Sopan kamu kayak gitu?”

“Sopan dia masuk kamar aku tanpa izin?”

“Saya yang izinkan”

“Papa gak punya hak. Ini kamar Jean”

“Saya punya hak. Saya kepala keluarga disini. Saya berhak atas kendali rumah ini, termasuk kamarmu”

“Lagi pula ini cuma foto. Kenapa sih?”

“Papa gak bakal tahu,” katanya. Jean segera mengambil kunci motornya yang terletak di meja belajar lalu keluar dari rumah. Tak lama kemudian, aksinya ini disusul oleh Arka di belakangnya. Terihat jelas, kedua putranya kini kecewa. Bagaimana bisa sang ayah lebih memihak orang asing dibanding darah dagingnya sendiri?

“Aduh maaf Yud jadi berantakan gini”

“Cukup tahu saja Jef. Riri emang agak ngeselin, tapi melihat anak saya diteriki anjing dan ditampar.. Saya gak tahu harus gimana lagi. Saya pamit”

“Yud..”

“Permisi. Ayo Riri”