Between Us
Hari berikutnya, Riri dan Kia yang satu kelas ini sedang dalam pelajaran olahraga. Kebetulan, hari ini Jean diminta pihak sekolah untuk pergi ke tempat lain karena minggu depan dirinya akan melakukan lomba basket.
“Kia,” panggilnya perlahan.
“Apa?”
“Jean eskul sama kamu ya?”
“Iya”
“Kapan pindahnya? Kok aku gak tahu”
“Dia pindah kapan juga bukan urusan lo sih”
“Tapi kan aku udah larang dia buat pindah ikut kamu”
“Nyatanya Jean yang mau pindah. Jadi yaudah”
“Tapi gak bisa giti. Jean kan udah janji sama aku”
“Pertanyaannya, kapan Jean janji sama lo?” Yang ditanya hanya terdiam seribu bahasa.
“Kicep kan lo“
“Tapi intinya gak boleh gitu. Atau kamu ya yang pindahin Jean?”
“Kalo gua kenapa?”
“Gak boleh gitu Kia. Selain kamu gak ngomong sama aku, kamu gak izin Jean buat pindahin dia”
“Dia yang mau, yaudah.. Lagian, gua izin lo buat apa deh? Lo nyokapnya?”
Emosi Riri semakin mencapai puncak. Tanpa sadar, tangan kanannya melayang dan mengenai sasaran.
Plak
“Eh lo gila? Cuma gini doang lo nampar gua?”
“Ya Kia juga ngeselin”
“Lo kenapa deh? Dari dulu, abis gua balikin pasti mainnya begini”
“Kenapa deh? Aku kan emang begini”
“Lo aneh”
Yang dikatain tentu tidak terima. Akhirnya, Riri mulai menarik rambut Kia.
“Enyah kamu Kia”
Kia tentu tidak diam. Ia membalasnya sehingga terjadi perkelahian hebat antara Kia dan Riri di lapangan.
“Musnah lo bangsat”
“Kamu yang pergi! Jean punyaku”
“Ngaco. Halu. Jean punya gua”
“Punya aku”
“PUNYA GUA ANJING. LO SIAPA”
“AKU SAHABATNYA”
“JEAN GAK PERNAH ANGGAP LO SAHABAT”
“PERNAH! DIA NGOMONG ITU DI DEPAN KELUARGANYA!”
“AKTING. NGERTI GAK LO?”
“POKONYA JEAN PUNYA GUA”
“GUA ANJING”
Bugh
“WAH LO NONJOK GUA? MAJU LO SINI”
“GAK TAKUT”
“JANGAN DICAKAR”
“TANGAN GUA LO CAKAR DULUAN YA BANGSAT”
“YA ITU SALAH KAMU”
“KOMA KAMU, LO TUH”
Anehnya, tidak ada yang melerai, termasuk guru disana. Semua menjadi penonton, ahkan, yang sedang belajar di kelas terpaksa keluar demi melihat perkelahian hebat ini.
Kia yang selama ini sabar telah kehilangan kesabaran dan Riri yang selama ini polos telah berubah menjadi ganas.