🍂
Ditengah kemesraan itu, sang ayah datang dengan membantinh pintu depan begitu kerasnya.
Semuapun terkejut. Segera, Jo yang sedang di lantai 2 turun ke bawah dan sang ibu yang sedang memasak segera pergi ke ruang tengah.
Ayahnya menarik kerah Raja dan menamparnya.
Plak
“Sudah saya katakan, JAUHI ANAK SAYA! DIA TIDAK PANTAS BERSAMA KAMU!”
“KARENA KAMU ANAK PEREMPUAN SAYA TERLUKA UNTUK KEDUA KALINYA!”
“Iya om saya lalai, saya sadar. Maaf.”
Plak
“AYAH! STOP!”
“Ini bukan salah Raja. Raja hari ini gak ada jadwal ke kampus. Wajar kalo dia gak ada di samping Sierra.”
“Kamu jangan membela!”
“Kenapa ayah gak nyalahin bang Jo juga? Bang Jo juga gak ada di samping aku.”
Plak
“KAMU INI ANAK TIDAK TAHU DIRI! BERANINYA MENYURUH ABANGMU SAJA!”
“Lagi pula kenapa ayah tiba tiba peduli sama aku? Selama ini bukannya ayah menutup mata?”
“Jaga ucapan kamu Sierra.”
“Udah yah udah. Naik yah, naik,” pinta Jo. Segera sang ayah menurutinya.
Sierra terkapar di lantai dengan air mata yang terus keluar dan membasahi pipinya.
“Maafin bunda nak. Maafin bunda. Maafin bunda belum bisa melindungimu,” ujarnya sambil memeluk Sierra yang terduduk di lantai. Disusul oleh Raja dan Jo yang ikut memeluk Sierra dan memberikan kekuatan padanya.