🍂
Sierra dan Jo tiba di kampus dengan raut muka yang tidak dapat diartikan. Tatapan Sierra kosong, benar benar kosong dan semua itu adalah salah ayahnya.
“Ra!” panggil Raja dari kejauhan. Ia berlari dan menghampiri pacarnya disana. Digandeng tangan kirinya lalu pergindari area parkir.
“Ngapa lo?”
“Tau dah bokap bacot bener.”
“Mulut Ra. Mau gimana pun juga, dia tetep bokap lo. Gak boleh lo ngeluarin kata kata tadi buat bokap lo.”
“Ya gimana? Emang bacot.”
“Kenapa sih Ra?”
Kini keduanya menghentikan langkahnya. Raja yang semula berdiri di sampingnya kini berpindah ke depan. Ia berlutut sambil memegang tangan mungil sang kekasih.
“Gua takut keilangan lo, Ja.”
“Lo gak bakal pergi dari gua Ra. Lo jangan takut. Gua selalu ada di samping lo. Gua bakal selalu lindungin lo sampai kapan pun.”
“Bahkan Ra, kalau gua harus gugur di medan perang demi lindungin lo, gua siap. Gua siap Ra”
Raja mengecup punggung tangan kekasihnya dengan lembut lalu ia berdiri.
“Gua takut Ja.”
Matanya mulai berkaca kaca. Dirinya menangis.
“Gak Ra. Jangan takut.”
Sierra, wanita tangguh, berani, dan tidak kenal takut untuk menghadapi bahaya di depannya. Namun satu hal yang perlu kalian ketahui, dirinya bisa menjadi rapuh jika menyangkut dengan ibunya, abangnya, dan kekasihnya.